Ajaib, yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya terletak pada unsur seninya. Ekspresi musik merupakan tanda bahwa makhluk itu merupakan insan sejati, terlepas dari kualitas ekspresi itu.
Beats Tom
Angin dingin meniup mencekam
di bulan desember
Air hujan turun deras dan kencang
hati berdebar
Kuteringat bayangan impian di malam itu
Malam yang kelabu kau ucapkan kata salamat tinggal sayang
Bulan madu yang engkau janjikan
seakan melayang
Lenyap hilang ditelan air hujan
engkau tak datang
Bulan itu desember kedua aku menangis
Dua tahun sudah kusabar menanti
ku dilanda sepi
Angin biru menusuk di hati terasa oh nyeri
Bulan madu tinggallah impian tanpa kenyataan
Berhembus angin malam, mencekam,
menghempas membelai wajah ayu
Itulah kenangan yang terakhir denganmu.....
Kudekati dirimu, kau diam
Tersungging senyuman di bibirmu
Itulah semyuman yang terakhir darimu
Refr.
Diiringi gemuruh ombak meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi, kau serahkan jiwa raga
Angin tetap berhembus tak tentu
walaupun sampai akhir hayatku
Tapi tak lagi kau berada di sisiku..
Diiringi gemuruh ombak meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi, kau serahkan jiwa raga
Angin tetap berhembus tak tentu
walaupun sampai akhir hayatku
O angin malam bawa daku kepadanya.
Ada tiga pelajaran yang mestinya terlaksana pada pendidikan dasar yaitu skala huruf, skala angka dan skala nada. Pendidikan selama ini cenderung terfokus pada skala huruf dan angka.
Karenanya insan kurang memiliki dimensi estetis logis dalam hidupnya.
Beatus Sitompul
Oh, mengapa hujan tiada berhenti
Oh, mengapa bintang tiada bersinar
Dinginnya malam mencekam
Sedingin hati ini
Tangisku bermadu rindu
Sederas rintik hujan
Refr.
Ingin aku bertanya pada dirimu
Apa salahku apa dosaku kepadamu
Dulu begitu sayang engaku padaku
Kemana lagi di mana lagi ku teduh
Oh jauh, jauh jauh dirimu di sana
Oh, beku-beku-beku sudah cinta ini
Pernahkah engkau mengerti
Apa yang kurasakan
Pernahkan engkau mengerti
Rindu dalam hatiku Rerf.
Setangkai anggrek bulan yang hampir gugur layu
Kini segar kembali eentah mengapa
Bunga- anggerk yang kusayang
Kini tersenyum berdendang
Bila engkau berduka
Matahari tak berseinar lagi
Hatiku untukmu hanylah untukmu kuserahkan kudambakan
Dirimu dewiku permata hatiku kubayangkan di setiap waktu
Bagai embun pagi hari
bunga-bunga segar lagi
Berkembang harapan hati
hari bahagia menanti
Derusan ombak bersilih ke pantai
Disambut ayunan nyiur melambai
Rembulan megah, di atas mahligai
Tersenyum melihat kita berdua
Angin membawa lagu cinta
Sejuta bintang bermain mata
Seakan rela dua insan
Di dalam skenarionya
Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Nyer dan Jakarta
kisah cinta tiga malam
kan kuingat selamanya
antara Anyer dan Jakarta
kini seakan mimpi yang buruk
kualami setiap hari
cinta yang sudah tiada lagi
tinggal memori membawa kembali
Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta
Kisah cinta tiga malam
Kan kuingat selamanya
Antara Anyer dan oh, jakarta
Interlude
Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta
Kisah cinta tiga malam
Kan kuingat selamanya
Antara Anyer dan Jakarta
Kita jatuh cinta, jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta
Aryati, dikau mawar asuhan rembulan
Aryati, dikau gemilang seni pujaan
Refr.
Dosakan hamba mimpi berkasih
dengan tuan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi
Hanya dalam mimpi
Aryati, dikau mawar di taman khayalku
Tak mungkin dikau terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
Namun aku bahagia seribu satu malam
Asmara
Sendiri
Kuremas air mata di pipi
Tak percaya ku yang tlah terjadi
Cintamu kini tlah terbagi
Haruskah cinta aku akhiri
Hanya sampai di sini
Tak mungkin
Aku berpaling dan menyesali
Tercabik hati ingin meronta
Jangan kau rejam gairah yang ada
Haruskah aku mengemis cinta
Untuk menghilangkan duka
Refr.
Asmara
Kemana lagi akan kucari
Siapa yang akan mengusir sepi
Di saat ku sendiri, o... o...
Asmara
Mungkinkah kau sampaikan padanya
............... hatiku penuh derita
.............................................
Di mana akan kucari
Aku menangis seorang diri
Hatiku slalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi
Untuk ayah tercinta aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah dengarkanlah aku ingin berjumpa walau hanya dalam mimpi
Lihatlah hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi, refr.
Ekspresi cinta tidak bisa lepas dari unsur seni. Musik menjadi pendamping setia dalam jatuh cinta, merajut cinta, cinta membara, benci tapi rindu, cinta sejati, cinta segitiga, cinta terlarang,
bahkan putus cinta.
Beatus Sitompul
Bengawan solo, riwayatmu ini
Sedari dulu jadi perhatian insani
Musim kemarau, tak seberapa airmu
Di musim hujan air meluap sampai jauh ...
Sedari dulu jadi perhatian insani
Musim kemarau, tak seberapa airmu
Di musim hujan air meluap sampai jauh ...
Mata airmu dari solo
Terkurung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut ...
Terkurung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut ...
Itu perahu, riwayatmu dulu
Kaum pedagang s'lalu naik itu perahu
Kaum pedagang s'lalu naik itu perahu
9. Berdiri bulu romaku
Berdiri bulu romaku
Merindung kulit tubuhku
Pandainya dia berpujangga
Cinta khusus butaku
Katanya sepanas matahara
Teringat dingin mengucur
Sidia kecup keningku
Melega rasa dalam dada
Aduh mana tahan
Dakdugduk dalam janting
Berdirilah buru romaku
Berdirilah bulu roma ku
Bila kudengar janji-janjinya
Katanya cintanya seteguh tugu monas
Berdirilah buru romaku
Berdirilah bulu roma ku
Manapun sumpah dan janjinuya
Dia takkan gentar bagai laut selatan
Merinding aku jadinya
Interlude
Ke aya 2
Hei mengapa hujan turun lagi
Sedang hari indah begini
Hei mengapa burung tak bernyanyi
Indah yang tercipta kini hilang sudah
Engkau berdusta
Memang aku bunga
Yang sedang bersemi
Tapi bukan bunga sedap malam
Cinta yang kau beri dihatiku sayang
Bukan cinta suci yang sejati
Bunga yang kenang di hatimu sayang
Bukan bunga hanya untuk dipetik layu.
Berhembus angin malam mencekam Menghempas membelai wajah ayu
Itulah kenangan yang terakhir denganmu
Kudekati dirimu, kau diam
Tersungging senyuman di bibirmu
Itulah senyuman yang terakhri darimu
Diiringi gemuruh angin meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi
Kau serahkan jiwa raga
Angin tetap berhembus tak henti
Walaupun sampai akhir hidupku
Oh angin malam bawa daku padanya
Interlude
Angin tetap.....
Pernahkah
kau denganrkan burung-burung bernyanyi
Pernahkah kau
dengarkan dia mengangis
Tawa dan tangis yang kudengar
Sama merdunya
Ataukah memang aku tak tahu senandungnya
Kuingat ada senyum yang abadi di bibirmu
Mengapa tiada lagi kini sayang
Semua duka yang kau alami sudah nasibmu
Untuk apa kau sembunyikan senyum dibibirmu
Refr.
Walau ingin hatimu memeluk gunung
Manalah mungkin tangan tak sampai
Walau ingin hatimu memetik bintang
Manalah mungkin tiada sayapmu
Biarlah yang hitam menjadi hitam
Jangan harapkan jadi putih
Biarlah rembulan di atas sana
Manalah mungkin turun ke sini
Interlude
Lihatlah malam ini kau tak lagi sendiri
Bolehkah kuingin menemani sayang
Inginku dengar ceritamu tentang hidupmu
Nikmatilah apa yang kau dapat di dunia
Refr.
Biarlah yang hitam menjadi hitam
Jangan harapkan jadi putih
Biarlah rembulan di atas sana
Manalah mungkin turun ke sini
Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan setelah aku jauh berjalan
Dan kau kutinggalkan
Bertapa hatiku bersedih
Mengeng kasih dan sayangku
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu
Andaikan kau datang kembali
jawaban mana yang kan kuberi
Adakan jalan yang kau temui
untuk kita kembali lagi
Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini kuakhiri.. ke ayat 2
Biarkan ku sendiri
Tinggallah ku sendiri, dalam sepi ini
Tiada temanku lagi
Tak sanggup diri ini, sendiri begini
Tanpa dirimu kasih
Tiada arti hidupku, bila kau tak di sisiku
Refr.
Mengapa, oh mengapa,
kau tinggalkan diriku
tak tahu, ku tak tahu salahku padamu
hingga kaupun tega
biarkan diriku sendiri, sendiri lagi
Interlude
Tak mungkin ku mencari pengganti dirimu
Walau kini kusendiri
Ku ingin kaupun tahu cinta suci ini
Kubawa samapai mati, tiada arti hidupku
Bila kau tak di sisiku
Refr.
Mengapa, oh mengapa,
kau tinggalkan diriku
tak tahu, ku tak tahu apa nanti jadinya
mengapa oh mengapa sampai hatimu kasih
tak tahu ku tak tahu salahku padamu
hingga kaupun tega biarkan diriku sendiri
sendiri lagi
Bulan sabit yang jatuh di pelataran
Bintang redup tanpa cahaya gemintang
Langkah tanpa arah,
sesat di jalan yang terang
aku yang terlena dibuai pelukan dosa
ingin pulang membalut luka hati
kupun tahu betapa pedih batinmu
beri kesempatan atau jatuhkan hukuman
andai maafpun tak kau berikan
air mata tulus jatuh di sudut bibirmu
tak terlintas dendam di bening mata indahmu
aku yang merasa sangat berdosa padamu
masih pantaskah ku mendampingimu
Refr.
Biarlah bulan bicara sendiri
Biarlah bintang kan menjadi saksi
Takkan kuulangi
Walaupun sampai akhir nanti
Cukup derita sampai di sini
Di bukit indah berbunga
Kau mengajak aku ke sana
Memandang alam sekitarnya
Karna senja tlah tiba
Mentari tenggelam di bukit yang biru
Langit merah berwarna sendu
Kitapun turun bersama
melintasi jalan setapak
Tanganmu kau peluk di pinggang
Membawa aku melangkah
tak lupa kau petik bunga warna ungu
lalu kau selipkan di rambutku
Refr.
Bukit berbunga bukit yang indah
Di sana kita slalu kita datang berdua
Memadu cinta
Bukit berbunga bukit yang indah
di sana kita slau datang berdua
di bukit berbunga
Interlude ke ayat 1
MELLY GOESLAW
Kubuka album biru penuh debu dan kusam
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
tentang riwayatku
(*)
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Nada nada yang indah selalu terurai dariku
Tangis anak dari bibirku takan jadi deritamu
Tangan halus dan suci telah menangkap tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup rela diberikan
Back to :(*)
Refr :
O..oh bunda ada dan tiada dirimukan selalu
Ada di dalam hatiku
Nada nada yang indah selalu terurai dariku
Tangis anak dari bibirku takkan jadi deritamu
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Back to : Refr
Di tamanku tumbuh bunga mawar
Kini sedang mengembang kuncupnya
kuantikan dengan sabar hati
Bilakah kuncup mengembang
ingin hati memetik bunganya
Kan kusunting sebagai hiasan
Bunga mawar harum dan rupawan
perhiasan purti kayangan
Oh bunga mawar lekaslah mengembang
Kuingin memetik dikau
Berapa lama kuharus menunggu
Tak sabar resah hatiku...
oh bunga mawar....
Kaulah yang pertama
Menjalin cinta
tinggallah kenangan
berakhir lewat lagu
seluruh cintaku untuknya
Refr.
Bunga terakhir
Kupersembahkan kepada yang terindah
Sbagai suatu tanda cintaku untuknya
Bunga terakhir
Menjadi suatu kenangan yang tersimpan
Takkan pernha hilang tuk selamanya
Betapa cintaku ini sungguh berarti
Tetaplah terjaga
Selamat tinggal kasih
Ku telah pergi selamanya
Refr.-interlude-ayat 1
Kota kecil di kaki gunung
di sana peratma cinta bersemi
suasana tenang dan damai
tiada cemburu tiada nestafa
Sungai berliku di kaki bukit
di sanalah kita bercumbu
cinta pertama kita berdua
teruki di pucuk cemara .... ke ayat 1
Intro
Cindailah mana tidak berkias
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
Mendendam unggas liar dihutan
Jalan yang tinggal jangan berliku
Tilamku emas cadarnya intan
Berbantal lengan… tidurku
Melodi
Hias cempaka kenangan tepian
Mekarnya kuntum naki dan kumbang
Puas kujaga sibunga impian
Gugurnya sebelum berkembang
Refr : hendaklah hendak hendak kurasa (ahai sayang)
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak-tidak kudaya
(ahai sayang)
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan kuhiba (ahai sayang)
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan kupinta (ahai sayang)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar