Sabtu, 28 Mei 2011

Tembang Kenangan -Part 1


Ajaib, yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya terletak pada unsur seninya. Ekspresi musik merupakan tanda bahwa makhluk itu merupakan insan sejati, terlepas dari kualitas ekspresi itu.
Beats Tom

                                                 

Angin dingin meniup mencekam
di bulan desember
Air hujan turun deras dan kencang
hati berdebar
Kuteringat bayangan impian di malam itu
Malam yang kelabu kau ucapkan kata salamat tinggal sayang

Bulan madu yang engkau janjikan
seakan melayang
Lenyap hilang ditelan air hujan
engkau tak datang
Bulan itu desember kedua aku menangis
Dua tahun sudah kusabar menanti
ku dilanda sepi

Angin biru menusuk di hati terasa oh nyeri
Bulan madu tinggallah impian tanpa kenyataan


Berhembus angin malam, mencekam,
menghempas membelai wajah ayu
Itulah kenangan yang terakhir denganmu.....

Kudekati dirimu, kau diam
Tersungging senyuman di bibirmu
Itulah semyuman yang terakhir darimu

Refr.
Diiringi gemuruh ombak meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi, kau serahkan jiwa raga

Angin tetap berhembus tak tentu
walaupun sampai akhir hayatku
Tapi tak lagi kau berada di sisiku..

Diiringi gemuruh ombak meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi, kau serahkan jiwa raga

Angin tetap berhembus tak tentu
walaupun sampai akhir hayatku
O angin malam bawa daku kepadanya.


Ada tiga pelajaran  yang mestinya terlaksana pada pendidikan dasar yaitu skala huruf, skala angka dan skala nada. Pendidikan selama ini cenderung terfokus pada skala huruf dan angka.
Karenanya insan kurang memiliki dimensi estetis logis dalam hidupnya.
Beatus Sitompul

Oh, mengapa hujan tiada berhenti
Oh, mengapa bintang tiada bersinar
Dinginnya malam mencekam
Sedingin hati ini
Tangisku bermadu rindu
Sederas rintik hujan

Refr.
Ingin aku bertanya pada dirimu
Apa salahku apa dosaku kepadamu
Dulu begitu sayang engaku padaku
Kemana lagi di mana lagi ku teduh

Oh jauh, jauh jauh dirimu di sana
Oh, beku-beku-beku sudah cinta ini
Pernahkah engkau mengerti
Apa yang kurasakan
Pernahkan engkau mengerti
Rindu dalam hatiku    Rerf.


Setangkai anggrek bulan yang hampir gugur layu
Kini segar kembali eentah mengapa
Bunga- anggerk yang kusayang
Kini tersenyum berdendang
Bila engkau berduka
Matahari tak berseinar lagi

Hatiku untukmu hanylah untukmu kuserahkan kudambakan
Dirimu dewiku permata hatiku kubayangkan di setiap waktu

Bagai embun pagi hari
bunga-bunga segar lagi
Berkembang harapan hati
hari bahagia menanti

Derusan ombak bersilih ke pantai
Disambut ayunan nyiur melambai
Rembulan megah, di atas mahligai
Tersenyum melihat kita berdua

Angin membawa lagu cinta
Sejuta bintang bermain mata
Seakan rela dua insan
Di dalam skenarionya

Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Nyer dan Jakarta
kisah cinta tiga malam
kan kuingat selamanya
antara Anyer dan Jakarta

kini seakan mimpi yang buruk
kualami setiap hari
cinta yang sudah tiada lagi
tinggal memori membawa kembali

Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta
Kisah cinta tiga malam
Kan kuingat selamanya
Antara Anyer dan oh, jakarta
Interlude

Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta
Kisah cinta tiga malam
Kan kuingat selamanya

Antara Anyer dan Jakarta
Kita jatuh cinta, jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta


Aryati, dikau mawar asuhan rembulan
Aryati, dikau gemilang seni pujaan

Refr.
Dosakan hamba mimpi berkasih
dengan tuan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi
Hanya dalam mimpi

Aryati, dikau mawar di taman khayalku
Tak mungkin dikau terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
Namun aku bahagia seribu satu malam

Asmara
Sendiri
Kuremas air mata di pipi
Tak percaya ku yang tlah terjadi
Cintamu kini tlah terbagi
Haruskah cinta aku akhiri
Hanya sampai di sini

Tak mungkin
Aku berpaling dan menyesali
Tercabik hati ingin meronta
Jangan kau rejam gairah yang ada
Haruskah aku mengemis cinta
Untuk menghilangkan duka

Refr.
Asmara
Kemana lagi akan kucari
Siapa yang akan mengusir sepi
Di saat ku sendiri, o... o...

Asmara
Mungkinkah kau sampaikan padanya
............... hatiku penuh derita

.............................................



Di mana akan kucari
Aku menangis seorang diri
Hatiku slalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi

Untuk ayah tercinta aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah dengarkanlah aku ingin berjumpa walau hanya dalam mimpi

Lihatlah hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi, refr.


Ekspresi cinta tidak bisa lepas dari unsur seni. Musik menjadi pendamping setia dalam jatuh cinta, merajut cinta, cinta membara, benci tapi rindu, cinta sejati, cinta segitiga, cinta terlarang,
bahkan putus cinta.
Beatus Sitompul


Bengawan solo, riwayatmu ini
Sedari dulu jadi perhatian insani
Musim kemarau, tak seberapa airmu
Di musim hujan air meluap sampai jauh ...
Mata airmu dari solo
Terkurung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut ...
Itu perahu, riwayatmu dulu
Kaum pedagang s'lalu naik itu perahu

Berdiri bulu romaku
Merindung kulit tubuhku
Pandainya dia berpujangga
Cinta khusus butaku
Katanya sepanas matahara

Teringat dingin mengucur
Sidia kecup keningku
Melega rasa dalam dada
Aduh mana tahan
Dakdugduk dalam janting

Berdirilah buru romaku
Berdirilah bulu roma ku
Bila kudengar janji-janjinya
Katanya cintanya seteguh tugu monas
Berdirilah  buru romaku
Berdirilah bulu roma ku
Manapun sumpah dan janjinuya
Dia takkan gentar bagai laut selatan
Merinding aku jadinya
Interlude
Ke aya 2

Hei mengapa hujan turun lagi
Sedang hari indah begini
Hei mengapa burung tak bernyanyi
Indah yang tercipta kini hilang sudah
Engkau berdusta

Memang aku bunga
Yang sedang bersemi
Tapi bukan bunga sedap malam

Cinta yang kau beri dihatiku sayang
Bukan cinta suci yang sejati
Bunga yang kenang di hatimu sayang
Bukan bunga hanya untuk dipetik layu.

Berhembus angin malam mencekam Menghempas membelai wajah ayu
Itulah kenangan yang terakhir denganmu

Kudekati dirimu, kau diam
Tersungging senyuman di bibirmu
Itulah senyuman yang terakhri darimu

Diiringi gemuruh angin meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi
Kau serahkan jiwa raga

Angin tetap berhembus tak henti
Walaupun sampai akhir hidupku
Oh angin malam bawa daku padanya
Interlude
Angin tetap.....
Pernahkah
kau denganrkan burung-burung bernyanyi
Pernahkah kau
dengarkan dia mengangis
Tawa dan tangis yang kudengar
Sama merdunya
Ataukah memang aku tak tahu senandungnya

Kuingat ada senyum yang abadi di bibirmu
Mengapa tiada lagi kini sayang
Semua duka yang kau alami sudah nasibmu
Untuk apa kau sembunyikan senyum dibibirmu

Refr.
Walau ingin hatimu memeluk gunung
Manalah mungkin tangan tak sampai
Walau ingin hatimu memetik bintang
Manalah mungkin tiada sayapmu
Biarlah yang hitam menjadi hitam
Jangan harapkan jadi putih
Biarlah rembulan di atas sana
Manalah mungkin turun ke sini
Interlude
Lihatlah malam ini kau tak lagi sendiri
Bolehkah kuingin menemani sayang
Inginku dengar ceritamu tentang hidupmu
Nikmatilah apa yang kau dapat di dunia
Refr.
Biarlah yang hitam menjadi hitam
Jangan harapkan jadi putih
Biarlah rembulan di atas sana
Manalah mungkin turun ke sini

Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan setelah aku jauh berjalan
Dan kau kutinggalkan

Bertapa hatiku bersedih
Mengeng kasih dan sayangku
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu

Andaikan kau datang kembali
jawaban mana yang kan kuberi
Adakan jalan yang kau temui
untuk kita kembali lagi

Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini kuakhiri.. ke ayat 2

Biarkan ku sendiri
Tinggallah ku sendiri, dalam sepi ini
Tiada temanku lagi
Tak sanggup diri ini, sendiri begini
Tanpa dirimu kasih
Tiada arti hidupku, bila kau tak di sisiku

Refr.
Mengapa, oh mengapa,
kau tinggalkan diriku
tak tahu, ku tak tahu salahku padamu
hingga kaupun tega
biarkan diriku sendiri, sendiri lagi
Interlude

Tak mungkin ku mencari pengganti dirimu
Walau kini kusendiri
Ku ingin kaupun tahu cinta suci ini
Kubawa samapai mati, tiada arti hidupku
Bila kau tak di sisiku

Refr.
Mengapa, oh mengapa,
kau tinggalkan diriku
tak tahu, ku tak tahu apa nanti jadinya
mengapa oh mengapa sampai hatimu kasih
tak tahu ku tak tahu salahku padamu
hingga kaupun tega biarkan diriku sendiri
sendiri lagi


Bulan sabit yang jatuh di pelataran
Bintang redup tanpa cahaya gemintang
Langkah tanpa arah,
sesat di jalan yang terang
aku yang terlena dibuai pelukan dosa

ingin pulang membalut luka hati
kupun tahu betapa pedih batinmu
beri kesempatan atau jatuhkan hukuman
andai maafpun tak kau berikan

air mata tulus jatuh di sudut bibirmu
tak terlintas dendam di bening mata indahmu
aku yang merasa sangat berdosa padamu
masih pantaskah ku mendampingimu

Refr.
Biarlah bulan bicara sendiri
Biarlah bintang kan menjadi saksi
Takkan kuulangi
Walaupun sampai akhir nanti
Cukup derita sampai di sini



Di bukit indah berbunga
Kau mengajak aku ke sana
Memandang alam sekitarnya
Karna senja tlah tiba
Mentari tenggelam di bukit yang biru
Langit merah berwarna sendu

Kitapun turun bersama
melintasi jalan setapak
Tanganmu kau peluk di pinggang
Membawa aku melangkah
tak lupa kau petik bunga warna ungu
lalu kau selipkan di rambutku

Refr.
Bukit berbunga bukit yang indah
Di sana kita slalu kita datang berdua
Memadu cinta
Bukit berbunga bukit yang indah
di sana kita slau datang berdua
di bukit berbunga

Interlude ke ayat 1



MELLY GOESLAW
Kubuka album biru penuh debu dan kusam
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
tentang riwayatku

(*)
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang

Nada nada yang indah selalu terurai dariku
Tangis anak dari bibirku takan jadi deritamu
Tangan halus dan suci telah menangkap tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup rela diberikan

Back to :(*)
Refr   :
O..oh bunda ada dan tiada dirimukan selalu
Ada di dalam hatiku

Nada nada yang indah selalu terurai dariku
Tangis anak dari bibirku takkan jadi deritamu

Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Back to : Refr


Di tamanku tumbuh bunga mawar
Kini sedang mengembang kuncupnya
kuantikan dengan sabar hati
Bilakah kuncup mengembang

ingin hati memetik bunganya
Kan kusunting sebagai hiasan
Bunga mawar harum dan rupawan
perhiasan purti kayangan

Oh bunga mawar lekaslah mengembang
Kuingin memetik dikau
Berapa lama kuharus menunggu
Tak sabar resah hatiku...
oh bunga mawar....



Kaulah yang pertama
Menjalin cinta
tinggallah kenangan
berakhir lewat lagu
seluruh cintaku untuknya

Refr.
Bunga terakhir
Kupersembahkan kepada yang terindah
Sbagai suatu tanda cintaku untuknya
Bunga terakhir
Menjadi suatu kenangan yang tersimpan
Takkan pernha hilang tuk selamanya

Betapa cintaku ini sungguh berarti
Tetaplah terjaga
Selamat tinggal kasih
Ku telah pergi selamanya
Refr.-interlude-ayat 1


Kota kecil di kaki gunung
di sana peratma cinta bersemi
suasana tenang dan damai
tiada cemburu tiada nestafa

Sungai berliku di kaki bukit
di sanalah kita bercumbu
cinta pertama kita berdua
teruki di pucuk cemara .... ke ayat 1

            
19.     Cindai            
Intro                                     
Cindailah mana tidak berkias 
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
  Mendendam unggas liar dihutan
        Jalan yang tinggal jangan berliku
  Tilamku emas cadarnya intan
  Berbantal lengan… tidurku 
Melodi
   Hias cempaka kenangan tepian 
   Mekarnya kuntum naki dan kumbang
   Puas kujaga sibunga impian   
   Gugurnya sebelum berkembang

Refr :  hendaklah hendak hendak kurasa (ahai sayang)
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak-tidak kudaya
(ahai sayang)
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan kuhiba (ahai sayang)
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan kupinta (ahai sayang)

Jadi Dirigen dalam Liturgi, Siapa Takut?

Adakah orang yang tanpa belajar, langsung menjadi dirigen baik? Semua dimulai dengan latihan. Jika ada keingian dari teman-teman sekalian, tidak sulit untuk menjadi dirigen. Mau mencoba? Tapi jangan coba-coba! Dibutuhkan pemberian diri untuk mau menjadi “abdi liturgi”.
Begitu sulitkah menjadi dirigen? Siapa yang bisa disiapkan menjadi dirigen? Kali... ini kami sajikan hal apa saja yang diperlukan oleh seseorang untuk menjadi calon dirigen.
Hal pertama yang diperlukan ialah fisik yang memadai. Karena lazimnya dirigen menggunakan tangan untuk memberi aba-aba, maka ia perlu punya tangan. Ia juga harus dapat berbicara dengan jelas untuk menjelaskan interpretasinya terhadap lagu yang akan dinyanyikan. Lebih penting lagi, dirigen harus memiliki telinga yang peka terhadap nada (tidak tone deaf/buta nada). Dirigen harus cukup sehat, karena kornya tidak akan berkembang dengan baik bila dirigennya sering absen karena masalah kesehatan.
Hal kedua ialah latar belakang pengalaman bernyanyi dalam kor. Sebenarnya ini tidak mutlak, tetapi biasanya seorang pemimpin akan lebih berhasil bila ia sendiri memiliki pengalaman menjadi orang yang dipimpin. Selama menjadi anggota kor ia telah belajar banyak aspek musikal maupun manajemen yang diperlukan untuk bekal menjadi dirigen.
Hal ketiga ialah kemampuan memimpin. Dengan wibawa yang dimiliki dan kemampuannya mensugesti anggotanya, seorang dirigen akan mampu membawa kornya bernyanyi sesuai interpretasi yang ia inginkan. Ia harus cukup sabar karena seringkali ada anggota kor (terutama kor wilayah atau lingkungan) yang aktif dan bersemangat tetapi tidak terampil dalam bernyanyi sehingga memerlukan perhatian khusus. Meskipun secara organisasi biasanya kor memiliki pengurus dan dipimpin oleh seorang ketua, akan sangat bermanfaat bila dirigen juga memiliki kemampuan berorganisasi.
Hal keempat ialah ketrampilan musikal yang meliputi teknik memberi aba-aba, teknik vokal, teori musik, ilmu harmoni, ilmu bentuk musik, serta sejarah musik. Dalam memimpin kor, diperlukan aba-aba yang efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa setiap gerakan dirigen menimbulkan respon yang baik dari penyanyi, efisien berarti bahwa dirigen membuat gerakan aba-aba hanya sejauh diperlukan. Dirigen juga dituntut untuk mengetahui teknik vokal, karena dengan bekal teknik vokal ia akan dapat membuat kornya bernyanyi dengan lebih baik. Teori musik, ilmu harmoni, ilmu bentuk musik, serta sejarah musik memberi bekal bagi dirigen untuk memilih karya yang baik (sesuai kemampuan anggotanya) dan melakukan interpretasi yang tepat terhadap karya itu. Agar dirigen dapat melatihkan sebuah komposisi dengan baik, terlebih dahulu komposisi itu sudah harus ‘berbunyi’ di pikiran dirigen.
Kalau kita perhatikan, dari keempat hal di atas hanya hal pertama yang bersifat tidak dapat dipelajari. Ketiga hal lainnya dapat dipelajari. Yang diperlukan adalah semangat dan ketekunan. Karena itu hendaknya kor-kor tidak hanya ‘mempekerjakan’ dirigen-dirigen yang sudah jadi, tetapi juga mendorong munculnya calon-salon dirigen dari kalangan sendiri.
Mau belajar? Saya bersedia membantu anda…… hehehehe

Kemampuan Dasar bagi Pemazmur

Pemazmur dan Bait Pengantar Injil dalam Liturgi Katolik bukanlah merupakan tempelan tetapi merupakan bagian penting dalam Liturgi Sabda. Oleh karena itu, sebagaiman pembaca bacaan I, II dan Injil selalu mempersiapkan diri supaya tidak salah membacakan, salah intonasi dan salah penggal frase-frase dalam kalimat Sabda, demikian juga pemazmur mesti ja...uh-jauh hari latihan. Hal-hal mendasar yang perlu dipahami, dihayati dan ditampilkan oleh pemazmur adalah:
  1. Kemampuan Notasi. Yang pasti, jika tidak mampu membidik tinggi rendahnya nada dalam not angka saja, janganlah terlalu berani untuk bermazmur. Jangan terlampau ingin tampil. Mestilah tahu sendiri apakah kita memiliki suara yang fals atau sumbang. Jika sangat berniat jadi pemazmur, coba minta pendampingan untuk latihan notasi dahulu.
  2. Kemampuan olah vokal. Seorang pemazmur mestilah memiliki vokal yang jelas. tidak sama vokal dalam berbicara dengan bermazmur. Harap diingat, pemazmur menyanyikan mazmur untuk diresapkan ke dalam batin umat. Bagaimana mungkin kita menolong umat meresapkan kidung-kidung mazmur jika apa yang kita gaungkan pun tidak jelas.
  3. Kemampuan pernafasan. Dalam bermazmur, nafas harus diatur supaya mampu menyanyikan ayat-ayat yang panjang. waktu latihan dan sebelum menyanyikannya, perhatikan panjangnya mazmur atau ayat-ayat, persiapkan nafas untuk dapat meresitir atau mendarasnya sepanjang yang sudah diatur dalam buku mazmur. Jangan pernah membuat potongan-potongannya sesuka hati, sebab buku itu telah dipersiapkan beberapa ahli yang sungguh mengerti musik liturgi.
  4. Kemampuan vibrasi. Vibrasi dalam mazmur mutlak dibutuhkan sebab mazmur itu dinyanyikan dengan nada-nada yang diperpanjang. tetapi vibrasi yang terlalu besar juga akan mengganggu kejelasan vokal.
  5. Pandangan terhadap audiens. Seperti Lektor, Pemazmur juga menyapa umat. Oleh karena itu pemazmur juga perlu mengadakan kontak wajah dan pandangan terhadap umat. Tetapi hindarilah kesan curi-curi pandang. Biasanya pada bagian akhir dari setiap potongan ayat mazmur amat baik rasanya jika pemazmur memandang umat.
  6. Peka terhadap Volume Suara (Pengeras Suara). Ingatlah tujuan anda berdiri di depan dan melantunkan Mazmur bukan untuk anda hayati sendiri tetapi untuk seluruh umat yang hadir di gereja. Jika terkesan mikrofon kurang berfungsi tidak salah jika anda mendekatkan mikrofon tersebut, atau memberi kode kepada petugas soundsystem saat giliran umat menyanyikan refren mazmur.
  7. Pakaian Pemazmur: Di beberapa paroki, seluruh petugas liturgi memakai pakaian liturgi yang telah diatur oleh koster, atau petugas sejenisnya. semua petugas liturgi memakai jubah yang telah disediakan. Tetapi bagi gereja yang belum menyediakan pakaian liturgi untuk pemazmur, hendaknya menguasahaknnya. Menurut hemat saya, untuk laki-laki, minimal haruslah pakai kemeja, celana panjang dan bukan jeans yang mencolok. untuk perempuan minimal, pakai atasan yang pakai lengan, dan pakai rok panjang.
  8. Tampil Prima. Pemazmur mestilah dalam keadaan seha/fit sehingga dari wajahnya terpancar semangat melantunkan mazmur, sebab seorang pemazmur bukan bernyanyi melainkan menyanyikan Sabda (Mazmur, Amsal, Kidung Agung, dan beberapa kitab lainnya) untuk seluruh umat.
  9. Dan lain-lain sesuai dengan kelayakan liturgis.