Jumat, 10 Juni 2011

Litani Guru di SMA

Litani Guru di SMA bersama siswanya

guru serius mengajar: ah, bapak ini killer
guru memberi nasehat: bukan anak-anak lagi aq pak.
guru memberi nilai tidak tuntas: dasar bapak benci samaku.
guru memberi nilai tinggi: ah, gampang dapat nilai dari bapak itu.
guru terlambat mengajar: ah, kita ke kantin yo...
guru tepat waktu : bapak ini ga ada pengertian
guru tidak datang: enak nh, saatnya pacaran di kelas
guru sakit: horeee.... bisa main-main..
guru ramah: ih, guru gaul tuh
guru tidak byk bicara: ih, aq takut jadinya..
guru berparas tampan: siswi=> siapa namanya di facebook?
                                      siswa=> perhatian sartika jadi berkurang samaku.
guru berwajah cantik: siswa=> brapa nmr HP ibu tuh?
                                    siswi=> ih...., Handoko, makin cuwek aja samaku....
guru masih anak muda: siswi=> pak ganteng, godain kita donk.
guru masih gadis muda: siswa=> bu, boleh datang main-main ke kost ibu?
guru siburuk rupa: samalah kejamnya bpk itu dengan tampangnya.
guru kurang cantik: pantesan aja ga nikah2, selaras wajahnya dengan kejamnya
guru tidak mau memberi punishment: ah, baik koq bapak itu.
guru tidak mau menghardik: bapak itu baiiiiik amat.
guru cuma mencubit dikit aja: ayo kita buat luka memarnya, lalu kita visum

litani ini mari kita perpanjang sesuai dengan pengalaman kita. Harapku kita mempelajari filsafat Plato dan Aristoteles untuk tidak terlalu idealis dan tidak terlalu realis pula.

Rabu, 08 Juni 2011

refleksi jogging

pagi yang cerah
sinar dari balik gunung merekah
embun memutih di lembah
burung pipitpun bertingkah 
bunga mekar kembangkan mahkota
hati senang di taman berolahraga
menghirup udara segar, nafas lega
tiada sesak, hijau merata

buana, bahana buana
indah kencana suaka margasatwa
semesta tercipta sempurna
Mari lestari, mari rawat dan jaga
agar tetap lestari mempesona

Minggu, 05 Juni 2011

Teologi Pembebasan

Teologi Pembebasan adalah sebuah paham tentang peranan agama dalam ruang lingkup lingkungan sosial.[1]kontekstualisasi ajaran-ajaran dan nilai keagamaan[1] Teologi Pembebasan adalah upaya berteologi secara kontekstual.[2]Liberation Theology menjadi keharusan bagi kegiatan gereja-gereja dalam komitmen kristianinya pada kehidupan sosial.[1] Teologi pembebasan lahir sebagai respons terhadap situasi ekonomi dan politik yang dinilai menyengsarakan rakyat.[1] Masalah-masalah itu dijabarkan dalam penindasan, rasisme, kemiskinan, penjajahan, bias ideologi dsb.[1] Pada kalangan Jesuit, baik di Asia termasuk Indonesia, Brazil , Amerika Latin, dan Afrika Selatan Teologi ini berkembang pesat sebagai dampak dari hermeneutika Alkitab secara kontekstual untuk menjawab persoalan yang dihadapi umat manusia.[1][3] Dengan kata lain Teologi Pembebasan adalah suatu usaha pada masalah kongkret di sekitarnya. Teologi Pembebasan yang diterjemahkan dari Bahasa Inggris
Teologi Pembebasan merupakan refleksi bersama suatu komunitas terhadap suatu persoalan sosial.[1] Karena itu masyarakat terlibat dalam perenungan-perenungan keagamaan.[2] Mereka mempertanyakan seperti apa tanggung jawab agama dan apa yang harus dilakukan agama dalam konteks pemiskinan struktural.[3]

Epistemologi

Epistemologi, (dari bahasa Yunani episteme (pengetahuan) dan logos (kata/pembicaraan/ilmu) adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan asal, sifat, dan jenis pengetahuan. Topik ini termasuk salah satu yang paling sering diperdebatkan dan dibahas dalam bidang filsafat, misalnya tentang apa itu pengetahuan, bagaimana karakteristiknya, macamnya, serta hubungannya dengan kebenaran dan keyakinan.
Epistomologi atau Teori Pengetahuan berhubungan dengan hakikat dari ilmu pengetahuan, pengandaian-pengandaian, dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas pernyataan mengenai pengetahuan yang dimiliki oleh setiap manusia. Pengetahuan tersebut diperoleh manusia melalui akal dan panca indera dengan berbagai metode, diantaranya; metode induktif, metode deduktif, metode positivisme, metode kontemplatis dan metode dialektis.

Jumat, 03 Juni 2011

Anda Ingin Les Privat Organ Gereja?


Mengenal Organ

P
ada dasarnya, organ merupakan suatu instrumen besar. Organ menghasilkan suara yang menakjubkan. Organ banyak dipasang di gereja dan ruangan konser.
                Organ memiliki banyak tabung (pipa-pipa) yang panjang maupun pendek. Tabung yang panjang akan menghasilkan nada yang rendah sedangkan tabung yang pendek mengeluarkan nada yang tinggi. Beberapa diantaranya ada yang disebut tabung cerobong karena bentuknya menyerupai peluit kaleng yang sangat besar, sedangkan tabung lainnya yang menghasilkan suara yang berlainan disebut tabung buluh. Dinamakan tabung buluh karena suaranya keluar kalau buluhnya bergetar. Kebanyakan dari organ saat ini ditiup dengan menggunakan sebuah kipas listrik yang sangat kuat.
                Seperti halnya piano, organ memiliki papan nada yang dimainkan dengan tangan, selain itu ada juga pedal-pedal yang pijak. Untuk menghasilkan nada yang digunakan digunakan pengontrol berupa tombol-tombol.
                Cara kerja organ, jika kita tekan salah satu tombol papan nada, udara masuk ke dalam satu tabung atau lebih dan bergertarlah untuk mengeluarkan suara yang dikehendaki.
                Kini sudah lebih banyak organ elektronik yang mempunyai pembaharuan. Organ elektronik memiliki pengeras suara (loudpeaker) sebagai pengganti tabung-tabung atau pipa-pipa. Ukuran organ elektronik relatif lebih kecil dari organ pipa.
                Saat ini sudah sulit menemukan toko penjual organ pipa. Yang gampang kita temukan adalah organ elektonik yang disingkat dengan orgel, atau sering juga disebut elektone. Terdapat bermacam-macam merek dan tipenya, antara lain, Technics, Yamaha, Roland, Eminent, dan lain-lain.
                Sayangnya, sekarang ini sudah banyak gereja tidak lagi menggunakan organ melainkan keyboard. Ini memang lebih praktis, karena tidak menggunakan pedal bas di kaki, tidak ada kontrol volume di kaki, dan juga karena bobotnya lebih ringan sehingga mudah dibawa ke mana-mana. Namun sebenarnya untuk keganggunan bentuknya, terutama kualitas suaranya, organ jauh lebih cocok untuk mengahsilkan warna nada seperti organ pipa yang dapat mengangkat suasana sakral, hikmat dan mengajak orang untuk khusuk berdoa. Sementara itu keyboard lebih menonjolkan suara-suara elektronik dan efek-efek serta auto accompaniment yang cocoknya digunakan saat pesta-pesta hiburan. Mesikpun demikian, keyboard yang mahal harganya, di dalamnya terdapat juga tombol-tombol yang suaranya meniru organ pipa yang dilengkai tombol-tombol flute dengan berbagai ukuran. Organ yang kita gunakan dalam kursus ini bukanlah organ pipa melainkan organ elektronik dan keyboard.

[ini adalah pengantar tutorial Les Organ yang saya susun 5 tahun yang lalu.]

Sabtu, 28 Mei 2011

Tembang Kenangan -Part 1


Ajaib, yang membedakan manusia dengan ciptaan lainnya terletak pada unsur seninya. Ekspresi musik merupakan tanda bahwa makhluk itu merupakan insan sejati, terlepas dari kualitas ekspresi itu.
Beats Tom

                                                 

Angin dingin meniup mencekam
di bulan desember
Air hujan turun deras dan kencang
hati berdebar
Kuteringat bayangan impian di malam itu
Malam yang kelabu kau ucapkan kata salamat tinggal sayang

Bulan madu yang engkau janjikan
seakan melayang
Lenyap hilang ditelan air hujan
engkau tak datang
Bulan itu desember kedua aku menangis
Dua tahun sudah kusabar menanti
ku dilanda sepi

Angin biru menusuk di hati terasa oh nyeri
Bulan madu tinggallah impian tanpa kenyataan


Berhembus angin malam, mencekam,
menghempas membelai wajah ayu
Itulah kenangan yang terakhir denganmu.....

Kudekati dirimu, kau diam
Tersungging senyuman di bibirmu
Itulah semyuman yang terakhir darimu

Refr.
Diiringi gemuruh ombak meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi, kau serahkan jiwa raga

Angin tetap berhembus tak tentu
walaupun sampai akhir hayatku
Tapi tak lagi kau berada di sisiku..

Diiringi gemuruh ombak meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi, kau serahkan jiwa raga

Angin tetap berhembus tak tentu
walaupun sampai akhir hayatku
O angin malam bawa daku kepadanya.


Ada tiga pelajaran  yang mestinya terlaksana pada pendidikan dasar yaitu skala huruf, skala angka dan skala nada. Pendidikan selama ini cenderung terfokus pada skala huruf dan angka.
Karenanya insan kurang memiliki dimensi estetis logis dalam hidupnya.
Beatus Sitompul

Oh, mengapa hujan tiada berhenti
Oh, mengapa bintang tiada bersinar
Dinginnya malam mencekam
Sedingin hati ini
Tangisku bermadu rindu
Sederas rintik hujan

Refr.
Ingin aku bertanya pada dirimu
Apa salahku apa dosaku kepadamu
Dulu begitu sayang engaku padaku
Kemana lagi di mana lagi ku teduh

Oh jauh, jauh jauh dirimu di sana
Oh, beku-beku-beku sudah cinta ini
Pernahkah engkau mengerti
Apa yang kurasakan
Pernahkan engkau mengerti
Rindu dalam hatiku    Rerf.


Setangkai anggrek bulan yang hampir gugur layu
Kini segar kembali eentah mengapa
Bunga- anggerk yang kusayang
Kini tersenyum berdendang
Bila engkau berduka
Matahari tak berseinar lagi

Hatiku untukmu hanylah untukmu kuserahkan kudambakan
Dirimu dewiku permata hatiku kubayangkan di setiap waktu

Bagai embun pagi hari
bunga-bunga segar lagi
Berkembang harapan hati
hari bahagia menanti

Derusan ombak bersilih ke pantai
Disambut ayunan nyiur melambai
Rembulan megah, di atas mahligai
Tersenyum melihat kita berdua

Angin membawa lagu cinta
Sejuta bintang bermain mata
Seakan rela dua insan
Di dalam skenarionya

Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Nyer dan Jakarta
kisah cinta tiga malam
kan kuingat selamanya
antara Anyer dan Jakarta

kini seakan mimpi yang buruk
kualami setiap hari
cinta yang sudah tiada lagi
tinggal memori membawa kembali

Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta
Kisah cinta tiga malam
Kan kuingat selamanya
Antara Anyer dan oh, jakarta
Interlude

Antara Anyer dan Jakarta kita jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta
Kisah cinta tiga malam
Kan kuingat selamanya

Antara Anyer dan Jakarta
Kita jatuh cinta, jatuh cinta
Antara Anyer dan Jakarta


Aryati, dikau mawar asuhan rembulan
Aryati, dikau gemilang seni pujaan

Refr.
Dosakan hamba mimpi berkasih
dengan tuan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi
Hanya dalam mimpi

Aryati, dikau mawar di taman khayalku
Tak mungkin dikau terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
Namun aku bahagia seribu satu malam

Asmara
Sendiri
Kuremas air mata di pipi
Tak percaya ku yang tlah terjadi
Cintamu kini tlah terbagi
Haruskah cinta aku akhiri
Hanya sampai di sini

Tak mungkin
Aku berpaling dan menyesali
Tercabik hati ingin meronta
Jangan kau rejam gairah yang ada
Haruskah aku mengemis cinta
Untuk menghilangkan duka

Refr.
Asmara
Kemana lagi akan kucari
Siapa yang akan mengusir sepi
Di saat ku sendiri, o... o...

Asmara
Mungkinkah kau sampaikan padanya
............... hatiku penuh derita

.............................................



Di mana akan kucari
Aku menangis seorang diri
Hatiku slalu ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi

Untuk ayah tercinta aku ingin bernyanyi
Walau air mata dipipiku
Ayah dengarkanlah aku ingin berjumpa walau hanya dalam mimpi

Lihatlah hari berganti
Namun tiada seindah dulu
Datanglah aku ingin bertemu
Untukmu aku bernyanyi, refr.


Ekspresi cinta tidak bisa lepas dari unsur seni. Musik menjadi pendamping setia dalam jatuh cinta, merajut cinta, cinta membara, benci tapi rindu, cinta sejati, cinta segitiga, cinta terlarang,
bahkan putus cinta.
Beatus Sitompul


Bengawan solo, riwayatmu ini
Sedari dulu jadi perhatian insani
Musim kemarau, tak seberapa airmu
Di musim hujan air meluap sampai jauh ...
Mata airmu dari solo
Terkurung gunung seribu
Air mengalir sampai jauh
Akhirnya ke laut ...
Itu perahu, riwayatmu dulu
Kaum pedagang s'lalu naik itu perahu

Berdiri bulu romaku
Merindung kulit tubuhku
Pandainya dia berpujangga
Cinta khusus butaku
Katanya sepanas matahara

Teringat dingin mengucur
Sidia kecup keningku
Melega rasa dalam dada
Aduh mana tahan
Dakdugduk dalam janting

Berdirilah buru romaku
Berdirilah bulu roma ku
Bila kudengar janji-janjinya
Katanya cintanya seteguh tugu monas
Berdirilah  buru romaku
Berdirilah bulu roma ku
Manapun sumpah dan janjinuya
Dia takkan gentar bagai laut selatan
Merinding aku jadinya
Interlude
Ke aya 2

Hei mengapa hujan turun lagi
Sedang hari indah begini
Hei mengapa burung tak bernyanyi
Indah yang tercipta kini hilang sudah
Engkau berdusta

Memang aku bunga
Yang sedang bersemi
Tapi bukan bunga sedap malam

Cinta yang kau beri dihatiku sayang
Bukan cinta suci yang sejati
Bunga yang kenang di hatimu sayang
Bukan bunga hanya untuk dipetik layu.

Berhembus angin malam mencekam Menghempas membelai wajah ayu
Itulah kenangan yang terakhir denganmu

Kudekati dirimu, kau diam
Tersungging senyuman di bibirmu
Itulah senyuman yang terakhri darimu

Diiringi gemuruh angin meniup daun-daun
Alam yang jadi saksi
Kau serahkan jiwa raga

Angin tetap berhembus tak henti
Walaupun sampai akhir hidupku
Oh angin malam bawa daku padanya
Interlude
Angin tetap.....
Pernahkah
kau denganrkan burung-burung bernyanyi
Pernahkah kau
dengarkan dia mengangis
Tawa dan tangis yang kudengar
Sama merdunya
Ataukah memang aku tak tahu senandungnya

Kuingat ada senyum yang abadi di bibirmu
Mengapa tiada lagi kini sayang
Semua duka yang kau alami sudah nasibmu
Untuk apa kau sembunyikan senyum dibibirmu

Refr.
Walau ingin hatimu memeluk gunung
Manalah mungkin tangan tak sampai
Walau ingin hatimu memetik bintang
Manalah mungkin tiada sayapmu
Biarlah yang hitam menjadi hitam
Jangan harapkan jadi putih
Biarlah rembulan di atas sana
Manalah mungkin turun ke sini
Interlude
Lihatlah malam ini kau tak lagi sendiri
Bolehkah kuingin menemani sayang
Inginku dengar ceritamu tentang hidupmu
Nikmatilah apa yang kau dapat di dunia
Refr.
Biarlah yang hitam menjadi hitam
Jangan harapkan jadi putih
Biarlah rembulan di atas sana
Manalah mungkin turun ke sini

Terlalu indah dilupakan
Terlalu sedih dikenangkan setelah aku jauh berjalan
Dan kau kutinggalkan

Bertapa hatiku bersedih
Mengeng kasih dan sayangku
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau kan menunggu

Andaikan kau datang kembali
jawaban mana yang kan kuberi
Adakan jalan yang kau temui
untuk kita kembali lagi

Bersinarlah bulan purnama
Seindah serta tulus cintanya
bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini kuakhiri.. ke ayat 2

Biarkan ku sendiri
Tinggallah ku sendiri, dalam sepi ini
Tiada temanku lagi
Tak sanggup diri ini, sendiri begini
Tanpa dirimu kasih
Tiada arti hidupku, bila kau tak di sisiku

Refr.
Mengapa, oh mengapa,
kau tinggalkan diriku
tak tahu, ku tak tahu salahku padamu
hingga kaupun tega
biarkan diriku sendiri, sendiri lagi
Interlude

Tak mungkin ku mencari pengganti dirimu
Walau kini kusendiri
Ku ingin kaupun tahu cinta suci ini
Kubawa samapai mati, tiada arti hidupku
Bila kau tak di sisiku

Refr.
Mengapa, oh mengapa,
kau tinggalkan diriku
tak tahu, ku tak tahu apa nanti jadinya
mengapa oh mengapa sampai hatimu kasih
tak tahu ku tak tahu salahku padamu
hingga kaupun tega biarkan diriku sendiri
sendiri lagi


Bulan sabit yang jatuh di pelataran
Bintang redup tanpa cahaya gemintang
Langkah tanpa arah,
sesat di jalan yang terang
aku yang terlena dibuai pelukan dosa

ingin pulang membalut luka hati
kupun tahu betapa pedih batinmu
beri kesempatan atau jatuhkan hukuman
andai maafpun tak kau berikan

air mata tulus jatuh di sudut bibirmu
tak terlintas dendam di bening mata indahmu
aku yang merasa sangat berdosa padamu
masih pantaskah ku mendampingimu

Refr.
Biarlah bulan bicara sendiri
Biarlah bintang kan menjadi saksi
Takkan kuulangi
Walaupun sampai akhir nanti
Cukup derita sampai di sini



Di bukit indah berbunga
Kau mengajak aku ke sana
Memandang alam sekitarnya
Karna senja tlah tiba
Mentari tenggelam di bukit yang biru
Langit merah berwarna sendu

Kitapun turun bersama
melintasi jalan setapak
Tanganmu kau peluk di pinggang
Membawa aku melangkah
tak lupa kau petik bunga warna ungu
lalu kau selipkan di rambutku

Refr.
Bukit berbunga bukit yang indah
Di sana kita slalu kita datang berdua
Memadu cinta
Bukit berbunga bukit yang indah
di sana kita slau datang berdua
di bukit berbunga

Interlude ke ayat 1



MELLY GOESLAW
Kubuka album biru penuh debu dan kusam
Kupandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
tentang riwayatku

(*)
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang

Nada nada yang indah selalu terurai dariku
Tangis anak dari bibirku takan jadi deritamu
Tangan halus dan suci telah menangkap tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup rela diberikan

Back to :(*)
Refr   :
O..oh bunda ada dan tiada dirimukan selalu
Ada di dalam hatiku

Nada nada yang indah selalu terurai dariku
Tangis anak dari bibirku takkan jadi deritamu

Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
Back to : Refr


Di tamanku tumbuh bunga mawar
Kini sedang mengembang kuncupnya
kuantikan dengan sabar hati
Bilakah kuncup mengembang

ingin hati memetik bunganya
Kan kusunting sebagai hiasan
Bunga mawar harum dan rupawan
perhiasan purti kayangan

Oh bunga mawar lekaslah mengembang
Kuingin memetik dikau
Berapa lama kuharus menunggu
Tak sabar resah hatiku...
oh bunga mawar....



Kaulah yang pertama
Menjalin cinta
tinggallah kenangan
berakhir lewat lagu
seluruh cintaku untuknya

Refr.
Bunga terakhir
Kupersembahkan kepada yang terindah
Sbagai suatu tanda cintaku untuknya
Bunga terakhir
Menjadi suatu kenangan yang tersimpan
Takkan pernha hilang tuk selamanya

Betapa cintaku ini sungguh berarti
Tetaplah terjaga
Selamat tinggal kasih
Ku telah pergi selamanya
Refr.-interlude-ayat 1


Kota kecil di kaki gunung
di sana peratma cinta bersemi
suasana tenang dan damai
tiada cemburu tiada nestafa

Sungai berliku di kaki bukit
di sanalah kita bercumbu
cinta pertama kita berdua
teruki di pucuk cemara .... ke ayat 1

            
19.     Cindai            
Intro                                     
Cindailah mana tidak berkias 
Jalinnya lalu rentah beribu
Bagailah mana hendak berhias
Cerminku retak seribu
  Mendendam unggas liar dihutan
        Jalan yang tinggal jangan berliku
  Tilamku emas cadarnya intan
  Berbantal lengan… tidurku 
Melodi
   Hias cempaka kenangan tepian 
   Mekarnya kuntum naki dan kumbang
   Puas kujaga sibunga impian   
   Gugurnya sebelum berkembang

Refr :  hendaklah hendak hendak kurasa (ahai sayang)
Puncaknya gunung hendak ditawan
Tidaklah tidak-tidak kudaya
(ahai sayang)
Tingginya tidak terlawan
Janganlah jangan jangan kuhiba (ahai sayang)
Derita hati jangan dikenang
Bukanlah bukan bukan kupinta (ahai sayang)